DISCHARGE adalah Ledakan Bunyi, Politik Jalanan, dan Awal dari Segalanya

Tahun 1977. Kota Stoke on Trent di Inggris adalah kota industri yang keras dipenuhi asap pabrik, keputusasaan, dan kemarahan yang tak terucapkan. Di tengah suara mesin dan kehidupan kelas pekerja yang terpinggirkan, lahirlah sebuah band bernama DISCHARGE. Mereka bukan terbentuk untuk mencari ketenaran. Mereka hadir sebagai bom waktu sebuah sirene perang yang bergaung dari ruang bawah tanah lembap dan panggung-panggung kecil yang nyaris runtuh.

DISCHARGE bukan sekadar band. Mereka adalah peluru, dan dunia adalah sasarannya.

Dengan pendekatan musik yang minimalis namun brutal, DISCHARGE memperkenalkan suara yang mentah dan penuh distorsi. Vokal mereka bukan nyanyian, melainkan orasi teriakan yang mencerminkan amarah, penindasan, dan keinginan untuk melawan. DISCHARGE adalah suara perlawanan terhadap sistem.

Ledakan Pertama: Album ‘Hear Nothing, See Nothing, Say Nothing’ (1982)

Album debut mereka bukan sekadar rilis biasa ia adalah ledakan. Hear Nothing, See Nothing, Say Nothing langsung menempati posisi atas di tangga lagu independen Inggris dan bahkan menembus UK Album Charts. Namun, ini bukan musik untuk konsumsi radio. Ini bukan hiburan. Ini adalah bom molotov dalam bentuk suara.

Lagu-lagu mereka mengangkat isu perang, kekerasan negara, dan kebungkaman masyarakat. Tidak hanya menggugah tetapi menghantam secara emosional dan ideologis.

Mereka juga menciptakan gaya ketukan drum khas yang dikenal sebagai D-beat, ritme keras dan repetitif yang kini menjadi fondasi dari genre seperti Crust Punk, Grindcore, dan Black Metal.

DISCHARGE tidak sekadar membuka jalan bagi genre baru mereka menghancurkan temboknya.

Jejak DISCHARGE dalam Dunia Musik Ekstrem

Pengaruh DISCHARGE tidak terbatas pada satu genre. Band-band seperti METALLICA, SLAYER, ANTHRAX, hingga SOULFLY dan ARCH ENEMY secara terbuka mengakui pengaruh besar dari DISCHARGE terhadap musik mereka.

Band avant-garde metal asal Amerika, Neurosis, menyebut DISCHARGE sebagai penghubung antara MOTÖRHEAD, VENOM, dan punk rock. DISCHARGE bukan hanya pengaruh mereka adalah landasan dari musik ekstrem modern.

Nama-nama seperti Napalm Death, Hellbastard, Moss, Carpathian Forest, hingga Monarch! semuanya terinspirasi oleh semangat dan suara mentah DISCHARGE. Mereka membawa bara dari api yang pertama kali dinyalakan oleh band ini.

Politik sebagai Napas Musik

DISCHARGE secara tegas menganut semangat anarko-punk. Lirik-lirik mereka mengangkat tema perang, militerisme, dan kehancuran sistem sosial. Mereka menggeser punk dari sekadar gaya hidup menjadi bentuk perlawanan yang ideologis.

DISCHARGE bukan musik untuk berdansa. DISCHARGE adalah suara sirene yang memperingatkan kehancuran.

DISCHARGE Hari Ini: Masih Hidup, Masih Melawan

Meski sempat mengalami masa vakum dan perubahan formasi, DISCHARGE tetap eksis. Pada tahun 2016, mereka merilis album End of Days sebuah karya penuh kemarahan yang mencerminkan kondisi dunia kontemporer yang semakin kacau.

Mereka tetap konsisten: keras, konfrontatif, dan tidak kompromistis.

Formasi saat ini:

  • Tezz Roberts: Vokal, drum, hingga gitar sosok yang tidak pernah menyerah.
  • Rainy & Bones: Dua pendiri yang menjaga roh DISCHARGE sejak hari pertama.
  • JJ Janiak: Vokalis baru dengan semangat lama teriakan untuk bertahan dan melawan.
  • Proper Caution: Penggebuk drum yang menjaga detak perlawanan.

DISCHARGE bukan sekadar kenangan sejarah. Mereka masih hidup. Dan mereka tetap berbahaya.

Dengarkan musik mereka. Saksikan penampilan mereka. Baca lirik-lirik mereka. DISCHARGE bukan romantisasi masa lalu. Mereka adalah realitas pahit yang tetap relevan, di tengah dunia yang masih diliputi perang, ketimpangan, dan kehancuran.

“Ain’t no feeble bastard, no feeble bastard gonna kick my head in.”


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *